Khamis, 19 Januari 2012

Peneliti Mendeteksi Kelahiran Bintang Baru

Peneliti Mendeteksi Kelahiran Bintang Baru




Sebuah momen spektakuler, terbentuknya sebuah bintang baru tertangkap teleskop Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang sedang digunakan ilmuwan dari Universitas Harvard dan Yale. 

Para astronom dari American Ivy League--asosiasi delapan universitas elit AS--menemukan bintang termuda ini di wilayah pembentukan bintang, Persus, sekitar 800 tahun cahaya atau 4.700 triliun mil dari Galaksi Bima Sakti. 

Meski ukurannya kecil, para ilmuwan yakin mereka menangkap citra bintang--yang disebut  L1448-IRS2E--saat lahir. Ini adalah episode kelahiran bintang yang tak mungkin terdeteksi para astronom amatir, apalagi dengan mata telanjang. 

Ukuran bintang itu lah yang membuat para ilmuwan yakin bahwa bintang itu sedang dalam masa pembentukan awal. Apalagi, juga terlihat formasi debu raksasa di sekelilingnya. 

Dalam tulisannya di jurnal astrofisika, tim peneliti menyatakan bintang itu belum terbentuk sempurna. "Baru menarik diri dari selubung gas dan debu. Dan kami hanya bisa mendeteksi cahaya redup yang dipancarkan dari dalam kepulan debu," tulis para peneliti, seperti yang dimuat laman Telegraph

Para ilmuwan mengaku sulit mendeteksi obyek dalam fase pembentukan bintang. Sebab, "mereka sangat kecil dan mengeluarkan hanya sedikit cahaya," kata ketua peneliti dari Yale, Xuepeng Chen.

Hector Arce, asisten profesor astronomi di Yale, menambahkan,  definisi bintang ditentukan oleh masa yang membentuknya. "Saat ini, kami masih belum mengetahui tahapan pembentukan bintang yang sedang terjadi," kata dia.

Para ahli percaya bintang-bintang terbentuk dari gas dan debu atau awan molekul raksasa yang dingin, dan padat; yang berada di seluruh galaksi. 

Para ilmuwan Yale percaya bintang terbaru ini ada di antara dua fase pembentukan. 

Fase pertama disebut fase prestellar, ketika wilayah awan molekul padat mulai menggumpal. Sementara, fase kedua yang disebut protobintang terjadi ketika gravitasi menarik material untuk membentuk inti padat, di mana pusat bintang yang panas mulai keluar dari kepulan debu dan gas. 

Kebanyakan protostars antara satu sampai 10 kali lebih bercahaya daripada matahari dengan selubung debu yang memancarkan gelombang infra merah. 

Namun, bintang muda yang ditangkap teleskop itu terlalu redup untuk dianggap sebagai protobintang.

Peneliti berharap mereka bisa menggunakan teleskop Herschel yang baru diluncurkan Mei lalu, untuk dapat melihat perkembangan si bintang baru yang kelahirannya telah mereka saksikan itu.



sumber: http://dunia.vivanews.com/news/read/158818-momen-kelahiran-bintang-baru-di-alam-semesta


EW YORK--MI:Pengamatan kosmis terbaru yang dilakukan observatorium luar angkasa berteknologi infrared milik Eropa telah menangkap detail terbentuknya sebuah bintang raksasa yang terletak di galaksi yang tersembunyi dan jauh dari galaksi kita. 

Gambar yang berhasil ditangkap itu menunjukkan ribuan galaksi dan memperlihatkan proses indah terbentuknya bintang besar dari kumpulan awan. Gambar-gambar yang merupakan bagian dari presentasi hasil pertama Herschel yang diluncurkan pada 14 Mei tahun lalu itu kali ini diperlihatkan di simposium ilmiah di Badan Antariksa Eropa (ESA) yang berkegiatan di Noordwijk, Belanda. 

Hasil pengamatan terbaru ini tentu bertentangan dengan teori awal mengenai kelahiran sebuah bintang dan akan membuka jalan baru untuk penelitian lebih lanjut di masa depan. Dalam sebuah pernyataan, ilmuwan Eropa mengatakan Herschel telah menemukan adanya sebuah bintang yang mustahil terbentuk serta berukuran sangat besar jauh dari matahari kita. Mereka pun mengakui merasa bingung tentang asal mula terbentuknya bintang itu. Herschel mendapatkan embrio bintang berupa awan yang membentuk bintang besar RCW 120. 

Bintang yang baru terbentuk ini diperkirakan akan menjadi salah satu bintang terterang dan terbesar di galaksi kita dalam beberapa ratus ribu tahun mendatang. Hingga kini saja, bintang itu telah memiliki massa delapan hingga 10 kali lebih besar daripada matahari dan masih dikelilingi gas dan debu sebanyak 2.000 massa matahari sehingga dapat menjadi lebih besar lagi. "Bintang ini hanya dapat membesar," kata Annie Zavagno, salah satu peneliti di Laboratoire d'Astrophysique de Marseille di Prancis. 

Bintang berukuran raksasa sangatlah jarang dan biasanya berumur pendek. Dapat menangkap proses pembentukannya merupakan suatu kesempatan berharga guna memecahkan berbagai teka-teki di bidang astronomi. "Menurut pemahaman kami, bintang tak mungkin terbentuk lebih dari 8 massa matahari," kata Zavagno. 

Hal ini karena cahaya yang dipancarkan oleh bintang-bintang berukuran besar akan hilang seiring dengan ledakan awal kelahiran mereka sebelum masaa yang lebih besar menumpuk. Namun, entah mengapa dalam kasus ini mereka malah ikut menumpuk. 

Beberapa kasus adanya bintang yang mustahil ini sebelumnya telah diketahui. Beberapa di antaranya memiliki 150 massa matahari. Akan tetapi, kini Herschel telah melihat salah satunya yang sedang terbentuk. Untuk itu, para astronom dapat menggunakan datanya guna meneliti bagaimana hal tersebut dapat mematahkan teori mereka sebelumnya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan